Sunday 13 March 2022

Sisi Gelap Rasa Bosan



 
BAC NORD. Rasa bosan itu masalah. Bila tak dikelola, ia akan mengelola kita, bila tak dikendalikan, ia akan mengendalikan kita, bila tak dikuasai, ia akan menguasai kita.
 
Begitulah yang terjadi dengan trio polisi yang dinamis, agresif di film ini. 

Ditambah minuman keras dan sedikit narkoba, maka tanpa ampun rasa bosan menusuk tegak lurus, langsung ke ubun-ubun mereka.

Solusi harus diambil, tentu saja yang tercepat, termudah, karena rasa bosan itu sudah mengendalikannya, menguasainya.

Mau dapat ikan besar ? Harus punya umpan besar, bagaimanapun caranya, tiada rotan akarpun jadi. 

Langkah yang keren, komandan dan teman-temannya mendukung, mungkin karena sama bosannya, ingin meraih kejayaan akbar, menciptakan sejarah.

Berhasilkan ?

Sesaat saja, karena kebaikan itu jijik dengan kejahatan, kebenaran itu jijik dengan kesalahan. Tidak mungkinlah keduanya mau duduk sejajar, apalagi menutupi keborokan, kebusukan, keamisan, seterunya, "Musuh bebuyutan". 

Lalu semua itu jadi utang yang harus dibayar lunas, tuntas, impas. Kamu sudah mengambil manisnya, sekarang harus menelan pahitnya. 

Rasa bosan itu  jahat. Hati-hati. 



Perjalanan untuk Mengenal Sang Khaliknya




THE FATHER WHO MOVES MOUNTAINS. Beberapa kesedihan tidak dapat dideritakan, "Terlalu menyakitkan". Alih-alih menyerahkan kepada Sang Pemilik Hidup, beberapa orang menyesali dirinya dengan cara menyalahkan diri sendiri atau orang lain.
 
Begitulah kisah kedua pasang  suami istri di film ini. Keduanya kehilangan anak, sepasang kekasih yang mendaki gunung bersama, lenyap tak tentu rimbanya. 

Orangtua dari si anak gadis, lebih cepat menyesuaikan diri, mungkin karena mereka masih memiliki anak kecil yang harus dibesarkannya, mereka menolak untuk tenggelam di dalam kesedihan.
 
Orangtua si anak laki-laki lebih lama menyesuaikan diri, selain karena anak itu adalah tunggal, keduanya merasa bersalah karena mereka bercerai di saat anak itu tumbuh. 

Sang ibu yang menganut sistem kepercayaan tertentu, pada akhirnya mengalah, ia pergi ke gereja dan menyerahkan semuanya kepada Sang Khaliknya.
 
Nampaknya Sang Ayah masih butuh waktu yang lebih lama lagi untuk menemukan kedamaian, ia tidak menganut sistem kepercayaan apapun, lebih-lebih lagi Sang Pencipta, Sang Pemilik Hidup itu jauh dari jangkauannya. Siapa itu ? 

Di penghujung film, Sang Ayah mulai berbicara kepada Sang Pemilik kehidupan yang entah siapa itu, ya, untuk berkisah, berbagi, dan mendapatkan kekuatan untuk melanjutkan apa  yang harus dilakukannya, sebagai ayah, sebagai pimpinan keluarga, sebagai manusia. 

Film Rumania, Netflx. 



Warisan, Siapa yang Paling Berhak Mendapatkannya ?




KNIVES OUT.  Jadi kaya susah, jadi miskin susah. Apalagi ketika sudah tua, ini harta mau diturunkan ke siapa  ?

Pastinya semua orang berharap, anak, mantu, cucu. Apakah mereka pantas menerimanya ?
 
Di film ini, si jutawan itu sudah memutuskannya yang ditulis di surat wasiatnya dan ia konsisten dengan keputusannya walaupun nyawa taruhannya. 

Siapa yang mendapatkannya ?  Selamat menonton.

Set di film ini dibuat seperti cerita-cerita Agatha Christie, belum lagi diselingi dengan misteri pembunuhan, pembakaran gedung dan figur-figur yang bermacam-macam polah tingkahnya. 
 
Film Amerika, Netflix.

 



Perkawinan, Ketika Cinta Tidak Cukup untuk Menjadi Landasan



 
MARRIAGE STORY. Menikah itu tidak mudah, tetapi berceraipun tidak lebih mudah. Pilihannya apa ?  Menikmati keputusan yang sudah diambil, dan berusaha tidak menyesalinya.

Bukannya tidak cinta, bukannya tidak ingin menjadi orang tua yang terbaik buat anak, tetapi, tetapi, tetapi, tetapi, betul, terlalu banyak tetapi sehingga keputusan itu harus diambil. 

Setelah diambil, tidak bisa mundur lagi, awalnya sudah rumit, akhirnya lebih rumit lagi, apalagi melibatkan pengacara yang keduanya berusaha menang di pengadilan, menang sebagai pengacara, bukan memenangkan pesaaan kliennya. 

Keputusan yang salah ? Keputusan yang benar ?  Bukan keduanya, ini hanya keputusan yang sudah diambil, "Selamat menikmati".
 
Di mana cinta, keana cinta ? Masih di hati masing-masing, tetapi keduanya tidak percaya bahwa cinta itu bisa menjadi landasan yang kuat bagi sebuah perkawinannya.

Film Amerika, Netflix

Wednesday 9 March 2022

Balada Si Pencopet



 
PICKPOCKETS. Mencopet itu ada seninya, bukan semata-mata mengambil dompet orang lain, lalu menyerahkannya ke si bos yang menguasai area pencopetan, lalu nanti dapat upahnya. 

"Bila hanya untuk mendapatkan uang, jadi penjual narkoba saja", kata tokoh film ini yang memang berambisi untuk menjadi pencopet ulung. 

Ia mendapat guru yang berpengalaman, yang sekaligus ia anggap sebagai figur ayah yang hilang. Dari gurunya itu ia belajar, seorang laki-laki pasti punya alasan yang kuat untuk meninggalkan keluarganya, karenanya ia bisa berdamai dengan dirinya sendiri. 

Film ini masih ada moralnya, bagaimanapun mencopet itu bukan pekerjaan baik, uang yang didapat adalah uang panas, yang tidak akan memberi ketentraman, kebaikan. 

Tetapi siapa yang butuh ketentraman, kebaikan ?  

Di keadaan yang serba kekurangan orang tidak berpikir tentang ketentraman kebaikan, semua orang hanya belajar untuk bisa bertahan dan menyelamatkan diri dari masalah yang harus dihadapinya. 

Film Meksiko, Netflix. 

Mempertahankan Kehormatan



HOTEL MUMBAI. Untuk beberapa orang, pekerjaan adalah masalah kehormatan, apapun  yang terjadi mereka akan terus menunaikan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. 

Begitulah sikap para pegawai di Hotel Mumbai ini, pun di saat para teroris menyeruak masuk, lalu dengan brutal membunuhi siapapun di hotel itu.

Banyak pegawai hotel itu yang gugur bak seorang pahlawan,yang gigih melaksanakan tugas 'sucinya', melindungi dan melayani tamunya.

Ada beberapa  yang selamat, yang terus berjuang sampai di akhirnya, di mana mereka diselamatkan oleh para polisi dan tentara yang menyelusup dan luar. 

Mereka inilah yang main kucing-kucingan, merawat, menyelamatkan, melindungi para tamunya, sampai menjadi saksi atas berpulangnya para teroris itu, satu persatu, tertembak, digranat.

"Jihad", kata sang pimpinan teroris di telepon genggam mereka, yang sampai hari ini tidak diketahui siapa, dari mana.

Sebelum tertembak, salah satu dari teroris itu sempat menghubungi orangtuanya untuk menyatakan rasa kasihnya, lalu memohon jawab atas pertanyaan, *Sudah ada uangnya ? Sudah keterima ?*
Siapakah yang menjadi pahlawan di peristiwa ini ? 

Para teroris, yang bersimbah darah, sang pencabut nyawa, yang membunuhi, menembaki, melukai perempuan, laki-laki, tua, muda ?
 
Ataukah para pegawai hotel, yang bersimbah peluh, sang penyelamat, yang melindungi, merawat, melayani, perempuan, laki-laki, yang tua-muda, termasuk bayi ? 

Siapun itu, pastinya ia adalah orang yang paling berani mengangkat wajahnya, ketika berpulang, berhadapan dengan Sang Khaliknya nanti.

"Ya Allah, terimakasih atas kesempatan hidup yang Kau berikan, ijinkanlah aku bersatu dengan cahayaMu".

Siapakah dia ? Kisah nyata, film Australia, Netflix. 

Thursday 3 March 2022

The Outsider, Menjadi Yakuza yang lebih dari Yakuza




Membully berujung dibully, menyisihkan berujung disisihkan. Keuntungan orang outsider adalah ia punya kesempatan untuk belajar.

Jangan remehkan kemampuan orang untuk belajar, karena di kemudian hari orang yang sudah terajar itu bisa mengungguli yang lainnya dan di film ini : menjadi Yakuza yang lebih dari Yakuza.

Ya, film ini berkisah tentang apa, siapa dan bagaimana Yakuza dari kacamata seorang gaijin (orang asing). Semuanya serba misterius, berseni sekaligus sadis, bahkan olah raga summo yang semula saya anggap lucu-lucuan eh, ternyata ini tontonan yang mengerikan.

Film asyik, Jared Leto keren, alurnya runut, ada kejutan, tidak seperti film jaman sekarang yang cepat, rumit, melompat-lompat, terkejut-kejut di awal, di tengah, di akhirnya. Teror.

Sisi Gelap Rasa Bosan

  BAC NORD. Rasa bosan itu masalah. Bila tak dikelola, ia akan mengelola kita, bila tak dikendalikan, ia akan mengendalikan kita, bila tak ...